Pages

Kamis, 17 November 2011

SENTUHAN JIWA (III)

Mencoba beranjak aku dari mimpi kelam masalalu itu,
Ingin kuukir sebuah cerita pada sepertiga malamnya.

Indah… kala kupasrahkan hati pada-Nya yang Maha memiliki jiwa ini,
Mengingat-Mu, rasakan kembali makna hadir-Mu kala Kau disisiku.

Kucoba meraba dalam terang dan temaramnya cahaya yang menyinariku,
Lalu seakan kutemukan sosok-Mu yang telah lama merindukanku,
Binar tatapan mata sayu-Mu, seolah penuhi obituariku.

Jujur jika aku harus mengakui, aku pun rindu pada setia-Mu,
Tingkah manja-Mu, kala aku tak memperhatikan apa yang Kau mau,
Membuatku seolah tak mengenali sosok-Mu.

Anggunnya cara Kau memperhatikanku,
Membuatku luluh dari ringkuh dan angkuhnya aku.

Tak pernah rasanya sekalipun aku kehilangan-Mu,
Tak ingin rasanya aku terlepas dari dekapan kasih sayang-Mu.

Kau selalu bisa aku andalkan kala kurasakan kegundahan,
Kau mampu wujudkan berjuta mimpi yang telah lama aku pendam,
Kau pula yang menyadarkanku, kala aku mulai hilang kepercayaan.

Lalu bagaimana dengan aku?
Bagaimana aku mampu wujudkan inginkan-Mu?
Bagaimana aku bisa menjadi seperti mimipi-Mu?

Aku terlalu menginginkan-Mu menjadi sosok sempurna yang menemaniku,
Menemani kala aku rapuh atau mungkin saat aku butuh sebuah senyuman itu.

Lalu bagaimana denganku?
Kala Kau tak lagi pedulikanku,
Kala Kau tak lagi mendengar keluh kesahku,
Kala Kau tak lagi mendekapku dengan kasih sayang-Mu
Lalu bagaimana dengan aku?

Aku tak ingin kehilangan hadirnya sosok-Mu mengisi relung hati dan jiwaku,
Aku tak pernah ingin semuanya berlalu tanpa adanya kata ikhlas dari-Mu.

Karena sungguh aku membutuhkan-Mu
Membutuhkan binar tatapan mata sayu-Mu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar