Pages

Kamis, 17 November 2011

SENTUHAN JIWA (II)

Salam rindu dalam penantian yang panjang di bawah naungan asma-Nya
Semoga keabadian masih senantiasa setia menghampiri kita
Hingga jarak tak lagi menjadi sebuah belenggu hitam kebencian
Dan penantian panjang berujung menjadi sebuah kata ikatan kesetiaan

Sayang…
Di kejauhan ini masih kuinginkan sentuh hatimu
Menyentuhnya dengan segala rasa dan asaku
Rasakan debarnya… debaran cintamu
Nikmati denyutnya… denyut setia

Kuusap airmatamu yang jernih, kala kau merasa sendiri
Lalu dengannya ingin kusulam rasa kasih yang hakiki
Kutatap matamu, mata duka dari kerinduan
Di sanalah kemudian dapat kutemui makna rela

Sayang…
Di kejauhan ini masih saja kusapa salam setiamu
Lalu kusambut senyum mesramu dalam penantian panjang
Onak, duri, dan jeruji besi penjara jiwa, tak akan menghalangi kita
Karena bicara tak butuh bertatap muka
Karena bicara adalah mengungkap isi jiwa
Lalu teriakanlah apa yang ingin kau katakan
Dalam do’alah aku dapat mendengarnya

Sayang…
Semakin kita terpisah
Rasanya cerita cinta dan kisah penantian kita seolah semakin terasa indah
Semakin jauh jarak yang membelenggu, kasih kita pun terasa semakin kukuh
Kita boleh kehilangan segalanya, bentuk, wujud, sosok, dan karakter
Namun kita tidak akan pernah kehilangan cinta
Karena ia adalah kehakikian dari yang Maha hakiki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar