Bukan sebagai penyair...
Karena karyaku tak cukup indah,
Untuk disebut sajak atau puisi yang menyentuh hati nurani.
Kuangkat penaku untuk bicara,
Karena aku tak pandai pidato,
Memaparkan kepincangan di masyarakat,
Dimana kebanyakan manusia.
Telah menukar Tuhannya dengan nafsu birahi,
Untuk mengejar kebahagian hati.
Kuangkat penaku untuk mengecam,
Aku cuma menyuarakan nurani,
Seorang pemuda yang pesimis,
Melihat ketidakjujuran telah menjadi kenyataan,
Dimana manusia sibuk menimbun harta,
Tanpa memikirkan perut saudaranya,
Yang kelaparan dan tercekik kemelaratan.
Sementara himbauan hidup sederhana,
Hanya slogan-slogan kosong belaka!
Kuangkat penaku karena hatiku berontak,
Aku sudah muak!
Melihat dunia yang penuh dengan basa-basi,
Senyum tak lagi senyum,
Tawa tak lagi tawa.
Manusia bicara hanya untuk dusta,
Lantaran takut mengatakan kebenaran,
Yang kebanyakan justru disalahkan.
Hidup telah penuh dengan kepalsuan,
Lalu dimana harus kucari kebenaran itu Tuhan?
Dimana?
Oh...dimana?
"Catatan Kontrol Sosial Pemeritahan & Masyarakat, Di Negeri Yang Terjajah"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar